Sabtu, 22 Mei 2010

Saya mengharapkan yang terbaik bagi diri saya

Saya kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di daerah jakarta. Saya adalah mahasiswa semester 2, ketika awal semester saya mendapatkan IP yang bisa di bilang masih rendah sejak saat itu saya sangat terpukul dengan mendapat nilai seperti itu saya sangat kecewa banyak omongan orang yang menganggap saya masih sangat kurang, jujur ketika ada orang yang bilang itu kepada saya sangat minder dengan mereka yang mendapat nilai baik mereka bisa dengan bangga memperlihatkan nilai-nilai itu kepada teman, orang tua maupun sodara dan orang terkasih. Tetapi saya, hampir tidak ada yang bisa saya banggakan dengan mereka yang saya dapat hanya nasehat-nasehat untuk saya bisa mendapatkan nilai yang lebih baik, tapi saya dengan mendengar nasehat tersebut perasaan saya tidak mau nerima nasehat tersebut saya hanya bisa berburuk sangka pada orang yang memberi saya nasehat saya berpikir kenapa mereka tidak mau menghargai hasil kerja saya selama satu semester itu.

Tapi saya sedikit bahagia dan ikhlas menerima nilai tersebut meskipun banyak yang mendapat nilai C, saya tidak mendapat nilai D atau E jadi saya tidak harus mengulang di tahun depan. Pada saat itu saya berpikir “sudahlah yang sudah terjadi biarlah terjadi, yang penting kedepannya saya harus lebih baik lagi” dengan motivasi seperti itu membuat saya ingin maju sempat beberapa bulan saya bisa di bilang rajin ke kampus dan selalu memperhatikan materi-materi dari dosen. Dan pada saat itu saya mengalami sedikit perubahan.

Pada saat itu pula saya juga sedang di coba oleh allah lewat keuangan keluarga saya sedang menurun itu juga membuat saya menjadi beban dan tapi menjadi motivasi tersendiri dalam diri saya untuk mempertahankan mood saya yang sedang rajin itu, tidak itu saja motor saya yang setiap hari menemani saya kemana saja pun ikut tidak ada jujur pada saat itu saya sangat putus asa dengan keadaan saya pada saat itu. Tetapi saya berusaha untuk ikhlas dan sabar. Di sisi lain dengan keadaan seperti itu saya jadi rajin belajar dan saya pula rajin konsentrasi di dalam kelas, tapi itu tidak berlangsung lama beberapa minggu kemudian saya kembali malas saya sering tidak memperhatikan dosen yang mengajar.

Dan tiba pada saat UTS datang dengan kepercayaan diri yang saya punya saya selama uts berlangsung saya tidak belajar dan tidak mencontek kepada teman. Dan hal hasil saya pun mendapat nilai yang sangat jelek saya sangat malu dengan apa yang sudah saya dapat, ibarat saya telah mendapat tamparan hebat ke muka saya, saya juga malu kepada teman-teman karna mereka selalu tinggi dan diatas saya nilainya. Saat ini pikiran saya sedang kalang kabut saya tidak tahu harus berbuat apa meskipun kata dosen masih bisa di kejar pada UAS tapi menurut saya itu peluangnya sangat kecil dan saya juga tidak yakin bisa mengejar di UAS. Saya sangat sedih dengan keadaan seperti ini saya sangat berdosa kepada mereka yang telah mensuport saya, terutama kepada orang tua saya yang telah membiayai saya mati-matian, mau jadi apa saya nanti kalau saya seperti ini terus menerus “maafkan saya orang tua ku, maafkan saya juga bagi dia yang telah terus memberi saya dorongan untuk belajar untuk menjadi yang lebih baik” mungkin saat saya belum bisa memberi yang terbaik bagi diri saya tapi saya akan terus berusaha kepada diri saya, mereka dan para pembaca kisah saya ini. Saya ikhlas apabila mendapat nilai jelek lagi karna kesalahan dan kebodohan saya pada semester 2 ini, tapi saya akan berusaha di sisa kesempatan di smester 2 ini semoga keajaiban sedang ada pada diri saya dengan memberi IP yang meningkat “amien”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar